New Post

Rabu, 30 September 2020

Analisis dan Perancangan Basis Data

 

Sumber : Badoy Studio

Perancangan Basis Data

Perancangan Basis Data adalah proses untuk menentukan isi dan pengaturan data yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai rancangan sistem.
Perancangan ini bertujuan untuk memenuhi informasi yang berisi kebutuhan-kebutuhan pengguna secara khusus serta aplikasinya. Perancangan ini juga dapat memudahkan pengertian struktur informasi serta mendukung kebutuhan proses dan beberapa objek penampilan.

Database Development Lifecycle (DBLC)

DBLC dapat dikatakan sebagai langkah-langkah dalam perancangan suatu basis data.
Berikut adalah langkah dalam perancangan basis data :
  1. Database Planning
    • Dalam database planning kita menentukan tujuan dari database yang akan dibuat, gambaran seperti apa nantinya pengumpulan data, desain database serta format data yang digunakan.
    • Pada tahap ini juga harus menentukan tujuan dari pembuatan database tersebut (Mission Statement) serta apa yang dapat dilakukan oleh database yang akan kita buat (Mission Objective)
  2. System Definition
    • Pada tahap ini kita akan mendefinisikan user view. Karena database pasti memiliki user view.
  3. Requirement Collection and Analysis
    • Pengumpulan dan analisis kebutuhan database akan dilakukan pada tahap ini. Pengumpulan tersebut bertujuan agar database yang dibuat sesuai harapan dan tidak melenceng dari hal yang diperlukan.
    • Ada tiga pendekatan yang dapat dilakukan pada tahap ini yaitu view approach, view integration approach, dan kombinasi view approach dan view integration approach.
  4. Database Design & Application Design
    • Mendeskripsikan operasi dan fitur yang terdapat pada sistem secara detail.
    • Hal yang biasa dilakukan pada tahap ini adalah menganalisa hubungan objek dan fungsi sistem, menganalisa data dan membuat skema database dan merancang user interface.
  5. Database Design
    • Conceptual Database Design
      • Conceptual database design adalah proses membangun suatu model berdasarkan informasi yang digunakan oleh perusahaan atau organisasi, tanpa pertimbangan perencanaan fisik (Connolly,2002,p419).
    • Logical Database Design
      • Logical database design adalah proses pembuatan suatu model informasi yang digunakan pada perusahan berdasarkan pada model data yang spesifik, tetapi tidak tergantung dari Database Management System (DBMS) yang khusus dan pertimbangan fisik yang lain (Connolly,2002,p441).
    • Psycal Database Design
      • Phisical database design adalah suatu proses untuk menghasilkan gambaran dari implementasi basis data pada tempat penyimpanan, menjelaskan dasar dari relasi, organisasi file dan indeks yang digunakan untuk efisiensi data dan menghubungkan beberapa integrity constraints dan tindakan keamanan (Connolly,2002,p478).
    • DBMS Selection (Opsional)
      • Pemilihan perangkat lunak manajemen databse yang digunakan untuk membangun sebuah sistem basis data yang berbasis komputerisasi.
  6. Implementation
    • Dalam tahap ini seluruh rancangan yang telah dilakukan sebelumnya akan diuji coba dan direalisasikan.
    • Aktifitas dalam implementasi :
      • Pembuatan database sesuai skema rancangan
      • Pembuatan aplikasi berdasarkan desain sistem.
      • Pengujian dan perbaikan aplikasi.
  7. Data Convertion and Loading
    • Akan dilakukan penyesuaian terhadap data yang lama dengan model database yang baru. Data lama tersebut merupakan data yang akan disimpan dalam database baru ini.
  8. Testing
    • Pada tahap ini akan melakukan uji coba terhadap kinerja database, mencari kesalahan yang ada serta validasi sesuai kebutuhan yang dispesifikasi pengguna.
  9. Operational Maintenance
    • Pada proses akhir ini merupakan proses dimana penggunaan database dipantau untuk memastikan database tersebut berjalan dengan lancar dan memastikan untuk membuat update berikutnya jika ada sesuatu yang kurang.

Fase Perancangan Basis Data

Proses perancangan database terdiri dari 6 tahap yaitu :
  1. Pengumpulan data dan analisis
    • Tahap ini merupakan tahap melakukan indentifikasi dan analisa kebutuhan-kebutuhan data dan yang bisa disebut pengumpulan data dan analisa.
    • Aktivitas pada tahap ini :
      • Menentukan kelompok pemakai dan bidang-bidang aplikasinya
      • Peninjauan dokumentasi yang ada
      • Analisa lingkungan operasi dan pemrosesan data
      • Daftar pertanyaan dan wawancara
  2. Perancangan database secara konseptual
    • Tahap ini akan menghasilkan conceptual schema untuk database yang tergantung pada sebuah DBMS yang spesifik.
    • Data model yang sering digunakan yaitu sebuah high-level data model seperti ERD (Entity Relationship Diagram).
    • Pada tahap ini kita harus merinci setiap aplikasi database yang diketahui serta transaksi-transaksi yang mungkin terjadi.
    • Aktivitas pada tahap ini (terjadi paralel) :
      • Perancangan skema konseptual
        • Menguji kebutuhan-kebutuhan data dari suatu database yang merupakan hasil dari tahap 1 dan menghasilkan sebuah conceptual database schema pada DBMS-independent model data tingkat tinggi seperti EER (Enhanced Entity Relationship) model.
      • Perancangan transaksi
        • Menguji aplikasi-aplikasi databasedimana kebutuhan-kebutuhannya telah dianalisa pada fase 1, dan menghasilkan perincian transaksi-transaksi ini.
        • Fungsi dari perancangan ini adalah untuk merancang karakteristik dari transaksi-transaksi database yang telah diketahui pada suatu DBMS-independent.
  3. Pemilihan DBMS (Opsional)
    • Pemilihan DBMS dapat dilihat dari beberapa faktor, diantaranya :
      • Faktor Teknis
        • Struktur data. Jika data yang disimpan dalam database mengikuti struktur hierarki, maka suatu jenis hierarki pada DBMS harus diperimbangkan.
      • Faktor Ekonomi
        • Jika staff programmer telah terbiasa pada suatu aplikasi DBMS, maka hal tersebut dapat memangkas waktu serta biaya untuk pelatihan
      • Faktor Organisasi
        • Perencanaan penggunaan database dengan beberapa aplikasi serta kompleksitas sebuah database
  4. Perancangan database secara logika (data model mapping)
    • Tahap selanjutnya adalah membuat sebuah skema konseptual dan skema eksternal pada model data dari DBMS yang terpilih. Tahap ini dilakukan oleh pemetaan skema konseptual dan skema eksternal yang dihasilkan pada tahap 2.
    • Skema konseptual ditransformasikan dari model data tingkat tinggi yang digunakan pada tahap 2 ke dalam model data dari model data dari DBMS yang dipilih pada tahap 3.
    • Pemetaan tersebut diproses dengan 2 tingkat yaitu :
      • Pemetaan system-independent
        • Pemetaan ke dalam model data DBMS dengan tidak mempertimbangkan karakteristik atau hal-hal yang khusus yang berlaku pada implementasi DBMS dari model data tersebut.
      • Penyesuain skema ke DBMS yang spesifik
        • Mengatur skema yang dihasilkan pada langkah 1 untuk disesuaikan pada implementasi yang khusus di masa yang akan datang dari suatu model data yang digunakan pada DBMS yang dipilih.
  5. Perancangan database secara fisik
    • Proses pemilihan struktur penyimpanan dan jalur akses pada file database untuk mencapai penampilan yang terbaik pada bermacam-macam aplikasi.
    • Selama fase ini, dirancang spesifikasi-spesifikasi untuk database yang disimpan yang berhubungan dengan struktur-struktur penyimpanan fisik, penempatan record dan jalur akses.
    • Beberapa petunjuk dalam pemilihan perancangan databasesecara fisik :
      • Respon Time
      • Space Utility
      • Transaction Throughput
  6. Implementasi Sistem database
    • Setelah Perancangan Logika dan Fisik selesai, kita dapat menjalankan sistem database. Perintah DDL dan SDL dari DBMS dihimun untuk membuat skema database. Database tersebut akan diisi dengan data.
    • Transaksi-transaksi database sekarang harus dilaksanakan oleh para programmmer aplikasi.Spesifikasi secara konseptual diuji dan dihubungkan dengan kode program dengan perintah-perintah dari embedded DML yang telah ditulis dan diuji. Suatu saat transaksi-transaksi tersebut telah siap dan data telah dimasukkan ke dalam database, maka tahap perancangan dan implementasi telah selesai, dan kemudian tahap operasional dari sistem database dimulai.

Model Hubungan Antar Entitas

ERD (Entity Relasionship Diagram)

ERD atau Entity Relationship Diagram adalah suatu bentuk diagram yang menjelaskan hubungan antar objek-objek data yang mempunyai hubungan antar relasi. ERD digunakan untuk menyusun struktur data dan hubungan antar data, dan untuk menggambarkannya digunakan notasi, simbol, bagan, dan lain sebagainya.

Simbol / Notasi ERD

  1. Entity
    • Kumpulan objek yang dapat diidentifikasikan secara unik atau saling berbeda.
    • Terdiri dari 2 Jenis yaitu :
      • Entity Kuat
        • Suatu entity digambarkan sebagai sebuah persegi panjang yang memiliki nama entity tersebut. Keberadaannya tidak tergantung dengan entity lain.
      • Entity Lemah (Weak Entity)
        • Suatu entity yang tidak dapat diidentifikasikan melalui atributnya dengan sendirinya. Keberadaan weak entity bergantung kepada entity lain yang disebut owner entity.
  2. Attribut
    • Setiap entitas pasti mempunyai elemen yang disebut atribut yang berfungsi untuk mendeskripsikan karakteristik dari entitas tersebut. Atribut kunci merupakan hal pembeda atribut dengan entitas.
    • Jenis-Jenis Attribut :
      • Atribut kunci (key): atribut yang digunakan untuk menentukan entitas secara unik. Contoh: NIM, NIK.
      • Atribut simpel: atribut bernilai tunggal yang tidak dapat dipecah lagi (atomic). Contoh: nama penerbit, alamat.
      • Atribut multinilai (multivalue): atribut yang memiliki sekelompok nilai untuk setiap entitas instan. Contoh: nama beberapa pengembang sebuah sistem operasi.
      • Atribut gabungan (composite): atribut yang terdiri dari beberapa atribut yang lebih kecil dengan arti tertentu. Contoh: nama lengkap yang terbagi menjadi nama depan, tengah, dan belakang.
      • Atribut derivatif: atribut yang dihasilkan dari atribut lain dan tidak wajib ditulis dalam diagram ER. Contoh: usia, kelas, selisih harga.
  3. Relasi
    • Hubungan antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda.
    • Jenis-Jenis Relasi :
      • One to one: setiap entitas hanya bisa mempunyai relasi dengan satu entitas lain. Contoh: warga dengan nomor induk keluarga
      • One to many: hubungan antara satu entitas dengan beberapa entitas dan sebaliknya. Contoh: bos dengan karyawan.
      • Many to many: setiap entitas bisa mempunyai relasi dengan entitas lain, dan sebaliknya. Contoh: siswa dan ekstrakurikuler.
  4. Garis
    • Garis yang menghubungkan antar atribut untuk menunjukkan hubungan entitas pada diagram ER.

REFERENSI

  • Analisis dan Perancangan Basis Data | Anggi Perwitasari, ST, MT
  • https://eskagrey.wordpress.com/2017/07/21/analisis-dan-perancangan-sstem-basis-data/
  • http://www.ocw.upj.ac.id/files/Slide-INF106-INF106-Slide-05.pptx
  • https://medium.com/@annapriyanti/database-system-development-life-cycle-5134e70cc4e9
  • https://expresiaku.wordpress.com/category/ilmu-komputer/analisa-dan-perancangan-basis-data/
  • https://sis.binus.ac.id/2017/12/18/database-management-system/
  • https://muhammadghazali.wordpress.com/tag/6-tahap-perancangan-database/
  • http://a114403201005480.blogspot.com/2012/04/proses-design-sistem-basis-data.html
  • https://www.jagoanhosting.com/blog/erd-apa-sih-itu/
  • https://www.dewaweb.com/blog/entity-relationship-diagram/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar